BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan
taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak
bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10
malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan
akherat yang tidak kita ketahui. Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun
Iman.
Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya
malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah
salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah
menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat
kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah
pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Walaupun
manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka
malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan
Rasul.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kita mengimani malaikat ?
2. Apa saja hal – hal yang perlu diketahui dalam
megimani malaikat ?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat.
2. Menjelaskan cara mengimani malaikat.
3. Menjelaskan apa saja hal – hal yang perlu
diketahui dalam mengimani malaikat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Iman
Pengertian iman dari bahasa
Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah
membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan
(perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat
dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga
unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan
amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang
sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang
sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman
kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai
orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad)
dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang
diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu
telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Ayat di atas memberikan
penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan
yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh
karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.
B.
Pengertian Malaikat
Menurut bahasa “ مَلَا ئِكَةٌ “ bentuk jama’ dari “
مَلَكٌ “. Disebutkan bahwa kalimat itu berasal dari kata “ أَلُوكَةُ “
(risalah), dan ada yang menyatakan dari “ لأَ كَ “ (mengutus), kemudian sang
pembawa misi biasanya disebut dengan Ar-Rasul dan ada pula yang berpendapat
selain dari keduanya.
Adapun menurut
istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan
khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua
tugas-tugasnya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan
malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
menyembah-Nya, dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan
siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya’: 19-20)
Juga sebagaimana firman Allah , “Dan mereka berkata,
‘Tiada yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’. Maha Suci Allah.
Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka
itu tiada mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 26-27)
C.
Iman Kepada
Malaikat
Salah satu makhluk Allah
swt. yang diciptakan di alam ini adalah malaikat. Dia bersifat gaib bagi manusia,
karena tidak dapat dilihat ataupun disentuh dengan panca indra manusia. Sebagai
muslim kita diwajibkan beriman kepada malaikat. Iman kepada malaikat tersebut
termasuk rukun iman yang kedua. Apa yang dimaksud iman kepada malaikat? Iman
kepada malaikat berarti meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa
Allah telah menciptakan malaikat yang diutus untuk melaksanakan tugas-tugas
tertentu dari Allah. Dasar yang menjelaskan adanya makhluk malaikat tercantum
dalam ayat berikut ini yang artinya:
“Segala
puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.” (Q.S. Fatir: 1)
Hal tersebut juga dijelaskan
dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar,
ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda, “iman itu engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan
hari akhir serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang
buruk.” Dalam hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua
keimanan dalam Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan
dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik.
Dari ayat dan hadits di atas
dapat diketahui bahwa beriman kepada malaikat merupakan perintah Allah dan
menjadi salah satu syarat keimanan seseorang. Kita beriman kepada malaikat
karena Al Qur’an dan Nabi memerintahkannya, sebagaimana kita beriman kepada
Allah dan Nabi-Nya.
Beriman kepada Malaikat Meliputi Hal-hal Berikut Ini:
1. Mengimani
keberadaan para malaikat. Yakni para Malaikat itu termasuk alam ghaib, namun
nyata adanya.
Para Malaikat itu juga memiliki fisik/jasad, sebagaimana dalam firman Allah
subhaanahu wa ta’aalaa (yang artinya):
“Segala puji hanya khusus bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang
menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam
urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fathir: 1)
Maka termasuk kesalahan dalam beragama jika meyakini bahwa para Malaikat
itu hanyalah simbol dari kekuatan maknawi, bukan makhluk yang memiliki
substansi dan jasad.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga
memberitakan bahwa ketika beliau Isra` dan Mi’raj, di langit ketujuh
diperlihatkan kepada beliau al-Baitul Ma’mur, yang di rumah suci
tersebut para Malaikat beribadah di dalamnya. Setiap harinya 70.000 malaikat
masuk ke dalamnya kemudian keluar dan tidak pernah kembali lagi, demikian
seterusnya setiap hari. Ini menunjukkan bahwa jumlah para Malaikat itu sangat
banyak, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah subhaanahu wa
ta’aalaa.
2. Mengimani nama-nama para Malaikat yang
terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Seperti Malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, Munkar, Nakir,
Malik, dan yang lainnya. Adapun yang tidak disebutkan namanya maka kita
mengimani secara global bahwa mereka ada. Perlu diketahui, tidak semua Malaikat
disebutkan namanya dalam Al-Qur`an atau hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam. Bahkan banyak pula yang hanya disebutkan sifat atau tugasnya, namun
tidak disebutkan namanya.
Adapun nama ‘Izrail, yang dikenal sebagai malaikat
pencabut nyawa, maka nama tersebut tidak ada dasarnya dari Al-Qur`an maupun
dari hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Nama ‘Izrail berasal
dari sumber Israiliyyat (riwayat-riwayat Bani Israil). Dalam Al-Qur`an disebut
“Malakul Maut” (QS. As-Sajdah: 11).
3. Mengimani sifat-sifat para Malaikat
sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam.
Seperti Malaikat Jibril ‘alaihis salaam yang Allah
subhaanahu wa ta’aalaa sebutkan sifat-sifatnya dalam Al-Qur`an sebagai
malaikat yang mulia, kuat, berwibawa, terpercaya, dan memiliki bentuk yang
indah.
“Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)
utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan
tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam
malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir: 19-21)
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai
bentuk yang indah; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (An-Najm:
5-6)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga
memberitakan bahwa beliau pernah menyaksikan Jibril dalam wujud aslinya yang
memiliki 600 sayap (HR. al-Bukhari 3232, Muslim 147). Dari sayap
tersebut bertebaran aneka warna yang merupakan mutiara-mutiara indah dan
batu-batu yakut!! (HR. al-Baihaqi dalam Dala`il an-Nubuwwah
II/372).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
tentang para Malaikat pemikul ‘Arsy, bahwa mereka memiliki fisik yang sangat
besar, jarak antara cuping telinga dengan pundaknya adalah sejauh perjalanan
700 tahun !! (HR. Abu Dawud 4727, al-Baihaqi dalam al-Asma’ wa
ash-Shifat 846)
4. Mengimani tugas-tugas Malaikat yang disebutkan
dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Allah subhaanahu wa ta’aalaa adalah Dzat yang Maha
Sempurna dan Maha Kuasa, yang sama sekali tidak butuh bantuan siapapun dalam
mengurus alam semesta ini. Namun dengan segala hikmah-Nya, Allah
subhaanahu wa ta’aalaa menghendaki dan memerintahkan para Malaikat untuk
mengurus beberapa urusan di alam semesta dengan izin-Nya. Jibril bertugas
menyampaikan wahyu kepada para rasul, yang dengannya terwujud kehidupan hati
dan ruh. Mikail bertugas mengurus hujan, yang dengannya terwujud kehidupan
badan. Israfil bertugas meniup sangkakala, yang dengannya terwujud kehidupan
kembali (kebangkitan) setelah kematian. Tiga malaikat ini merupakan malaikat
yang terbesar dan paling utama, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam
salah satu do’a iftitah yang dibaca pada shalat malam mengatakan:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ
وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ
الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
“Ya Allah, Rabb yang mengatur Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit
dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib maupun yang tampak … “ (HR. Muslim
770). Di antara ketiga malaikat tersebut, yang paling utama adalah Jibril.
Malik bertugas mengurus neraka, ada juga malaikat yang
mengurus jannah (surga), disebutkan dia bernama Ridwan. Malakul Maut bertugas
mencabut nyawa. Ada juga para malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy.
Di antara para malaikat tersebut ada pula yang ditugaskan
oleh Allah subhaanahu wa ta’aalaa untuk mengurus manusia, sehingga
malaikat memiliki hubungan yang sangat erat dengan umat manusia. Para malaikat
adalah makhluk yang sangat menginginkan kebaikan dan keselamatan untuk manusia.
Berbeda dengan syaithan, makhluk yang sangat menginginkan kejelekan dan
kecelakaan bagi umat manusia. Oleh karena itu, banyak dalil-dalil yang
menyebutkan bahwa para malaikat mendoakan kaum mukminin, di antaranya:
“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Rabb mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Rabb
kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau, dan jagalah
mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (Ghafir : 7)
![]() |
Termasuk pada saat yang kritis/genting, yakni ketika sakaratul maut, para malaikat turun memberikan dukungan kepada orang beriman. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:
![]() |
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka para malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergemberilah dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kami (para malaikat) adalah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat.“ (Fushshilat: 30-31)
Bahkan di jannah (surga) kelak, para malaikat akan mengucapkan
salam kepada kaum mukminin penghuni jannah. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman
(yang artinya):
وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ
عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ
عُقْبَى الدَّارِ
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka (jannah) dari semua
pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atas
kalian berkat kesabaran kalian). Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d:
23-24)
D. Batasan Minimal Iman
kepada Malaikat
Syaikh Shalih bin `Abdul `Aziz Alu Syaikh hafidzahullah mengatakan:
“Batas minimal (iman kepada malaikat) adalah keimanan bahwasanya Allah
menciptakan makhluk yang bernama malaikat. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang
senantiasa taat kepada-Nya. Mereka merupakan makhluk yang diatur sehingga tidak
berhak diibadahi sama sekali. Diantara mereka ada malaikat yang ditugasi untuk
menyampaikan wahyu kepada para Nabi.” (Syarh Arbain Syaikh Shalih Alu Syaikh)
E. Bertambah Iman Seiring
dengan Bertambahnya Ilmu
Setelah itu, setiap kali bertambah ilmu seseorang tentang rincian hal tersebut (malaikat), wajib baginya
mengimaninya. Dengan begitu, maka imannya akan bertambah. Allah Ta`ala berfirman
yang artinya:
وَاِذَا مَاۤ اُنۡزِلَتۡ سُوۡرَةٌ فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ اَيُّكُمۡ
زَادَتۡهُ هٰذِهٖۤ اِيۡمَانًا ۚ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا
فَزَادَتۡهُمۡ اِيۡمَانًا وَّهُمۡ يَسۡتَبۡشِرُوۡنَ ﴿۱۲۴﴾
“Dan apabila
diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya)
surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya,
dan mereka merasa gembira.” (QS. At-Taubah: 124)
F. Hakikat malaikat
Syaikh DR. Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil
mengatakan, “Dalil-dalil dari al-Qur`an, as-Sunnah, dan ijma` (kesepakatan) kaum muslimin (tentang malaikat)
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
- Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah.
- Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Allah menciptakan jin dan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya semata.
- Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
- Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia. Mereka hidup di alam yang mulia lagi suci, yang Allah memilih tempat tersebut di dunia karena kedekatannya, dan untuk melaksanakan perintah-Nya, baik perintah yang yang bersifat kauniyyah, maupun syar`iyyah.
Allah Ta`ala berfirman yang
artinya: “Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil
(mempunyai) anak’, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah
hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan
dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu
yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada
memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu
selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa di antara mereka,
mengatakan: ‘Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah’, maka orang
itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan
kepada orang-orang zalim.” (QS. Al-Anbiyaa`: 26 – 29)
G. Asal Penciptaan
Malaikat
Allah Ta`ala menciptakan malaikat
dari cahaya. Hal tersebut sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ummul Mu`minin `Aisyah radhiyallah `anha, dia mengatakan
bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
“Malaikat diciptakan dari cahaya.” (HR. Muslim)
H. Wujud Malaikat
Termasuk syarat sah keimanan seseorang kepada malaikat
adalah mengimani wujud (keberadaan) malaikat. Malaikat adalah makhluk yang
Allah ciptakan dari cahaya. Wujud mereka benar-benar ada, tidak sebagaimana
keyakinan orang-orang yang sesat. Mereka mengingkari tentang keberadaan
malaikat sebagai makhluk (mereka mengingkari jism malaikat). Mereka
mengatakan bahwa malaikat hanyalah kiasan dari kekuatan maknawi berupa kekuatan
baik yang tersembunyi dalam diri para makhluk. Anggapan seperti ini berarti
mereka telah mendustakan Al Quran, hadist-hadist Nabi yang shahih, dan
ijmaa’ (kesepakatan) kaum muslimin. Padalah Allah Ta’ala berfirman,
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلاَئِكَةِ
رُسُلاً أُوْلِى أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ
مَايَشَآءُ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi. Yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang mempunyai
sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”(QS. Faathir:1)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلاَئِكَةُ يَضْرِبُونَ
وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang
kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) :”Rasakanlah olehmu
siksa neraka yang membakar” (QS. Al Anfaal:50)
Di dalam shahih Bukhari juga disebutkan, dari Abu
Hurairah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika
Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berfirman
bahwasanya Allah mencintai fulan maka cintailah fulan, dan Jibril pun
mencintainya. Kemudian Jibril pun mengumumkan kepada penghun langit bahwasnya
Allah mencintai fulan, maka cintailah ia, dan para penghuni langit pun
mencintai fulan. Kemudian dikabulkanlah permohonanya di dunia” (H.R.
Bukhori)
Dalil-dalil di atas secara gamblang menjelaskan bahwa
malaikat itu makhluk yang diciptakan Allah (berjism) dan bukanlah kekuatan
maknawi sebagaiamana anggapan orang-orang sesat, dan kaum muslimin telah ijma’
(bersepakat) berdasarkan dalil-dalil tersebut. (Syarhu Ushuulil Iman,
Syaikh Ibnu Utsaimin)
I. Jumlah Malaikat
Jumlah mereka sangat banyak. Hanya Allah saja yang
tahu berapa banyak jumlah mereka. Allah Ta`ala berfirman yang
artinya: “Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia
sendiri.” (QS. Al-Muddatstsir: 31) Ketika
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallammelakukan Isra`
Mi`raj, berkata Jibril `alaihis salam kepada beliau: “Ini
adalah Baitul Ma`mur. Setiap hari shalat di dalamnya 70 ribu malaikat. Jika mereka telah keluar, maka mereka tidak
kembali lagi…. ” (Muttafaqun
`alaihi)
J. Sifat Malaikat
Untuk mengenal malaikat, maka kita perlu mengenal
sifat-sifatnya, yang dapat kita ketahui melalui Al Qur’an. Sifat-sifat malaikat
tersebut antara lain :
· Malaikat diciptakan
dari cahaya.
"Para
malaikat diciptakan Allah dari cahaya, dan diciptakan-Nya jin dari api,
sedangkan Adam diciptakan dari apa yang dijelaskan pada kalian." (HR.
Muslim dari Aisyah r.a.)
Karena malaikat diciptakan dari cahaya, maka mereka tentu mewarisi sifat
cahaya, sebagaimana manusia mewarisi sifat tanah. Para malaikat tidak bisa kita
lihat, dan mampu bergerak secepat cahaya.
- Malaikat mempunyai kemampuan yang luar biasa dengan ijin-Nya.
Diantara kemampuan malaikat, mereka bisa berubah wujud, bahkan mampu
mengangkat singgasana (‘arsy) Allah.
"…Dan, pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di
atas (kepala) mereka." (Al Haqqah : 16)
- Para malaikat diciptakan sebelum penciptaan manusia.
Hal ini nampak dengan jelas tersirat pada surat Al Baqarah 30;
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka
berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpankan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman:
‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
- Malaikat selalu patuh dan taat kepada Allah.
Mereka senantiasa bertaqarrub kepada Allah dan sangat takut kepada-Nya.
"Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah
merasa enggan menyembah Allah daan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya
kepada-Nyalah mereka bersujud." [Al A’raf : 206]
- Malaikat dijadikan Allah sebagai penyampai wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
"Dia menurunkan para malaikat dengan membawa wahyu dengan
perintahNya, kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya;
‘Peringatkanlah olehmu sekalian bahwasanya tidaak ada Tuhan yang hak melainkan
Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku’."(An Nahl : 2)
- Diantara para malakiat ada yang bertugas menyertai manusia.
Salah satu tugas malaikat tersebut adalah mencatat perbuatan orang-orang
mukallaf, tanpa lalai sedikit pun.
"(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya,
seorang duduk di sebelah kanan dan yang lainnya duduk di sebelah kiri. Tiada
suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir." [QS. Qaaf: 17-18]
Selain itu ada pula malaikat yang menjaga kita dari bencana atau dampak
negatif.
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah…"[Ar-Ra’d
: 11]
- Jumlah malaikat sangatlah banyak, tiada yang mengetahui kecuali Dia.
" …Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia
sendiri …" [Al Muddatstsir : 31]
Bahkan dalam sebuah hadits shahih, dikisahkan
Rasulullah bersabda : "Bisinglajh (suasana) di langit, dan memang sudah
semestinya demikian, Tidaklah ada tempat pijakan telapak kaki kecuali terdapat
padanya malaikat bersujud atau beruku’." (HR, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ath Thabari, dsb.)
K. Ke-ma`shum-an
Malaikat
Allah Ta`ala telah manjadikan
malaikat sebagai makhluk yang ma`shum, dimana mereka tidak
akan pernah bermaksiat kepada-Nya. Allah Ta`alaberfirman: “Dan
mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’,
Maha Suci Allah….” (lihat QS. Al-Anbiyaa`: 26 – 29 di atas)
L. Macam-macam
malaikat dan tugasnya
Malaikat adalah hamba Allah yang dimuliakan dan
utusan Allah yang dipercaya. Allah menciptakan mereka khusus untuk
beribadah kepada-Nya. Mereka bukanlah putra-putri Allah dan bukan pula
putra-putri selain Allah . Mereka membawa risalah Allah , dan menunaikan tugas
masing-masing di alam ini. Mereka juga bermacam-macam, dan masing-masing
mempunyai tugas-tugas khusus. Di antara mereka adalah:
1) Malaikat yang
ditugasi menyampaikan (membawa) wahyu Allah kepada Rasul-Nya . Ia adalah
Ar-Ruh Al-Amin atau Jibril .
Allah berfirman:
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.”
(QS. Asy-Syu’ara: 193-194)
Allah menyifati Jibril dalam tugasnya
menyampaikan Al-Qur’an dengan sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan:
“Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)
utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan
Tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam
malaikat) lagi dipercaya.” (QS. At-Takwir: 19-21)
2) Malaikat yang
diserahi urusan hujan dan pembagiannya menurut kehendak Allah .
Hal ini ditunjukkan oleh hadits Muslim dan Abu Hurairah , dari Nabi ,
beliau bersabda:
“Tatkala seorang laki-laki berada di tengah lapang (gurun) dia mendengar
suara di awan, ‘Siramilah kebun fulan’, maka menjauhlah awan tersebut kemudian
menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di situ
–dari saluran-saluran yang ada- telah memuat air seluruhnya…” (HR. Muslim,
4/2288).
Ini menunjukkan bahwa curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai dengan
kehendak Allah.
3) Malaikat yang
diserahi terompet shur (sebagaimana yang ditafsirkan Rasulullah adalah tanduk
yang ditiup), yaitu Israfil .
Ia meniupnya sesuai dengan perintah Allah dengan tiga kali tiupan;
Tiupan Faza’ (ketakutan), Tiupan Sha’aq (kematian), dan Tiupan Ba’ts
(kebangkitan). Begitulah yang disebut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya ketika
menafsiri firman Allah :
“…di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan Nampak, dan
Dialah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am:
73)
Dan firman Allah :
“…kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu
semuanya.” (QS. Al-Kahfi: 99)
Dan ayat-ayat lainnya yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup
terompet).
4) Malaikat yang
ditugasi mencabut ruh, yakni malaikat maut dan rekan-rekannya.
Tentang tugas malaikat ini Allah berfirman:
“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan
mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS.
As-Sajdah: 11)
Allah juga berfirman, “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu,
ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu
tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An’am: 61)
5) Para malaikat
penjaga Surga.
Allah mengabarkan mereka ketika menjelaskan perjalanan orang-orang
bertakwa dalam firman-Nya:
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang
pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
“Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga
ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (QS. Az-Zumar: 73)
6) Para malaikat
penjaga Neraka Jahannam, mereka itu adalah Zabaniyah.
Para pemimpinnya ada 19 dan pemukanya adalah malaikat Malik . Hal ini
ditunjukkan oleh firman Allah ketika menyifati Neraka Saqar:
“Tahukah kamu Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan
tidak membiarkan, (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya
ada sembilan belas (Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka
itu melainkan dari Malaikat.” (QS. Al-Mudatstsir: 27-31)
Dan Allah bercerita tentang penduduk Neraka:
“Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia
menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini).” (QS.
Az-Zukhruf: 77)
7) Para malaikat
yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala keadaan/ihwalnya.
Mereka adalah (malaikat) Mu’aqqibat, sebagaimana yang diberitakan Allah
dalam firman-Nya:
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan
siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di
malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d:
10-11)
Dan firman Allah :
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga…” (QS. Al-An’am:
61)
8) Para malaikat
yang ditugaskan mengawasi amal seorang hamba, amal yang baik maupun amal yang
buruk.
Mereka adalah Al-Kiram Al-Katibun (para pencatat yang mulia). Mereka masuk
dalam golongan Hafadzhah (para penjaga), sebagaimana firman Allah :
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan
bisikan-bisikan mereka? sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan
(malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (QS.
Az-Zukhruf: 80)
Allah juga menyatakan, “(Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat
amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di
sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18)
Juga, “Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang
mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Infithar: 10-12)
Dan ayat-ayat serta hadits-hadits yang menyebut tentang mereka banyak
sekali.
Perbedaan
malaikat, jin, syetan, dan iblis
Malaikat
|
Jin
|
Syetan
|
Iblis
|
Makhluq yang selalu taat kepada
Allah
|
Ada yang taat dan ada yang
tidak
|
Tidak taat dan membangkang
kepada Allah
|
Iblis adalah nenek moyang dari
syetan, yang Allah usir dari surga. Sifat-sifat Iblis sama dengan syetan.
|
Berbuat kebajikan, beribadah
kepada Allah
|
Ada yang beribadah dan beriman,
ada juga yang kufur
|
Kufur, mengajak berbuat dosa
dan melanggar perintah Allah
|
|
Diciptakan dari Nur (cahaya)
|
Diciptakan dari api
|
Diciptakan dari api
|
|
Tidak makan-minum, tidak tidur,
tidak beranak
|
Makan-minum, tidur, dan beranak
|
Makan-minum, tidur, dan beranak
|
M. Hubungan
malaikat dengan manusia
Allah mewakilkan kepada malaikat urusan semua
makhluk termasuk urusan manusia. Jadi mereka mempunyai hubungan yang erat
dengan manusia semenjak ia berupa sperma. Hubungan ini dijelaskan Imam Ibnul
Qayyim dalam kitabnya “Ightsatul Lahfan”, beliau berkata, “…mereka diserahi
urusan penciptaan manusia dari satu fase ke fase yang lain, pembentukannya,
penjagaannya dalam tiga lapis kegelapan (yaitu pembungkus janin dalam rahim;
dua khusus janin dan ketiga khusus rahim. Ketiga lapis itu adalah saqith,
kuriyan dan aminus. Ketiganya berfungsi mencegah suara, cahaya dan panas sampai
kepada janin, pen), penulisan rizqi, amal, ajal, nasib celaka dan bahagianya,
menyertainya dalam segala ihwalnya, perhitungan ucapan dan perbuatannya,
penjagaannya dalam hidupnya, pencabutan ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya
ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika untuk diperlihatkan kepada Penciptanya.
Para malaikat-lah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat
dalam barzakh dan sesudah kebangkitan. Mereka ditugasi membuat alat-alat
kenikmatan dan adzab. Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang mukmin
dengan izin Allah , yang mengajarkan baginya apa yang bermanfaat, yang
berperang membelanya. Merekalah para walinya (penolongnya) di dunia dan di
akherat. Mereka yang menjajikannya kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang
kejahatan serta memperingatkannya. Maka mereka adalah wali dan ansharnya,
penjaga dan mu’allim (pengajar)-nya, penasihat yang berdo’da dan beristighfar
untuknya, yang selalu bershalawat atasnya selama ia mengajarkan kebaikan untuk
manusia. Mereka yang memberi kabar gembira dengan karamah Allah ketika
tidur, mati dan ketika dibangkitkan. Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia
dan menjadikannya cinta kepada akheratnya. Mereka yang mengingatkannya ketika
ia lupa, yang menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia
panik. Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akheratnya. Merekalah para
utusan Allah I dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir (duta)
penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah dari sisi-Nya
di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan perintah (membawa urusan).”
(Kitab Ighatsatul Lahfan, II/125-126)
Sedangkan dalil-dalil keterangan di atas adalah Al-Qur’an
dan As-Sunnah yang tentunya amat panjang jika disebutkan, disamping memang dalil-dalil
itu terkenal dan masyhur. Wallohu a’lam.
N. Keutamaan
Malaikat
Malaikat-malaikat Allah memiliki beberapa keutamaan, di
antaranya:
1) Allah Ta’ala
meng-idhofah-kan (menyandarkan) malaikat kepada Allah dengan idhoofatu
tasyriif (penyandaran yang menunjukkan kemuliaan), seperti dalam
firman-Nya,
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ
وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ {98}
“Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya,
Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir”
(QS. Al Baqoroh:98)
ءَامَنَ
الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ
بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ{285}
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya…” (QS.
Al Baqoroh 285). Karena malaikat disandarkan pada Allah yang Maha Mulia, inilah
yang menunjukkan kemuliaannya. (ed)
2) Allah
menggandengkan persaksian para malaikat dengan persaksian Allah, dan shalawat
para malaikat dengan shalawat Allah, seperti dalam firman-Nya,
شَهِدَ اللهُ
أَنَّهُ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُوا الْعِلْمِ قَآئِمًا
بِالْقِسْطِ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ {18}
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah
melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan yang berhak disembah
melainkan Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imron: 18)
3) Allah menyifati para malaikat dengan mulia dan
kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ {26}
“Dan mereka berkata:”Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai
)anak. Maha Suci Allah, sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba
yang dimuliakan” (QS. Al Anbiyaa’: 26)
4) Allah menyifatinya dengan ketinggian dan
kedekatan, sebagaimana dalam firman Allah,
يَشْهَدُهُ
الْمُقَرَّبُونَ {21}
“ Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah.”
(QS. Al Muthaffifin:21)
O. Buah Keimanan Kepada
Malaikat
Keimanan seorang mukmin yang benar terhadap malaikat akan membuahkan
hal-hal berikut ini.
- Menambah ilmu tentang keagungan, kekuatan, dan kekuasaan Allah Ta’ala. Karena keagungan makhluk (malaikat, ed) menujukkan keagungan penciptanya.
- Bersyukur kepada Allah terhadap penjagaan-Nya terhadap manusia, karena di antara malaikat ada yang bertugas menjaga mereka, mencatat amal-amal mereka, serta memberikan maslahat-maslahat (manfaat) yang lainnya bagi mereka.
- Muncul kecintaan kepada malaikat disebabkan ketaatan mereka beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu ‘Utsamin)
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS MAKALAH
TENTANG
IMAN KEPADA MALAIKAT
Disusun oleh :
Nama :
YOPI ALIYAHYA
Kelas :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar