MAKALAH AGAMA
TENTANG
“PENGERTIAN IMAN”
Disusun Oleh :
Nama : Elia
Putri
Prodi : D3
Kebidanan Tingkat 1
STIKES KHARISMA KARAWANG
Jalan
Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Karawang, Jawa Barat 41316, Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah
ini..
Tidak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami masing-masing
dan terima kasih kepada dosen Pembibingi yang telah membimbing kami agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah ini, serta
rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu, dan terimakasih juga kami ucapkan
kepada pihak-pihak terkait yang telah memberikan masukan dalam menyusun Makalah
ini.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PENGERTIAN IMAN”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kami dengan berbagai rintangan, baik
suka maupun duka, baik itu yang datang dari diri kami masing-masing maupun yang
datang dari luar. Kendala kami dalam menulis karya tulis ilmiah ini adalah
brayawaktu, serta berbagai hal yang tidak dapat kami sebutkan.
Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri
kami sendiri, para pelajar dan semua yang membaca Makalah ini, dan
mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami
menyadari bahwa dalam menulis Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya Makalah kami ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A. Pengertian............................................................................................................. 2
B. Ruang Lingkup Iman............................................................................................ 2
C. Rukun Iman.......................................................................................................... 2
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tak diragukan lagi bahwa
siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam hidup ini mendambakan
ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di manakah sebenarnya
dapat kita peroleh hal itu semua?
Sesungguhnya menurut ajaran
Islam hanya iman yg disertai dgn amal shaleh yg dapat menghantarkan kita baik
sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.
“Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan.”
“Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan.”
Dengan iman umat Islam
generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah keadaan duni dari
kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka menjadi
masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama
beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas
kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yg mengikat
antar mereka selain tali persaudaraan iman.
Namun setelah redup cahaya
iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara kita. Masyarakat kita
pun menjadi masyarakat yang penuh dgn kebohongan kesombongan kekerasan
individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.Dengan memohon
ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba menjelaskan beberapa hal yang
berkaitan dengan topik tersebut di atas.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:
1. Apa
pengertian iman?
2. Bagaimana
karakteristik iman?
3. Tingkatan
iman.
4. Cabang-cabang
dari iman.
C. Tujuan
dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan pembuatan
makalah ini yakni untuk memenuhi kewajiban sebagai pelajar, yakni membuat tugas
yang diberikan oleh dosen, akan pemenuhan dari kewajiban itupula tidak lepas
ari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan. Yaitu kita dapat mengetahui apa
pengertian dari iman, karakteristik iman, dan segala sesuatu tentang iman.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Secara etimologis berarti
‘percaya’. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja ‘aamana’ (أمن)
– yukminu’ (يؤمن) yang berarti ‘percaya’ atau ‘membenarkan’.
Menurut hadits, iman
merupakan tambatan hati yang diucapkan
dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi
hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang – orang
beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala
tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur
atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap hidup.
a.
Imam Ali bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan
perbuatan dengan anggota.”
b.
Aisyah r.a.: “Iman kepada
Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan
dengan anggota.”
c.
Imam Al-Ghazali: “Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan
mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota).”
Berdasarkan hadits Ibnu Majjah Tabhrani:
اَلْاِيْمَانُ
عَقْدٌ بِالْقَلْبِ وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ.
Artinya: ”Iman
adalah tambatan hati, ucapan lisan dan laku perbuatan.”
B. Ruang Lingkup Iman
Adapun batasan ruang lingkup iman adalah isi yang di cakup oleh kata kata
iman tersebut.
اَلْاِيْمَانُ = عَقْدٌ بِالْقَلْبِ + وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ + وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ
Artinya: Tambatan hati + Ucapan lisan
(Pandangan hidup) + Laku perbuatan(Sikap hidup)
Jadi bicara soal Iman = bicara soal hidup yang mencakup:
·
Pandangan hidup
·
Sikap hidup
C. RUKUN IMAN
1. Iman kepada Allah SWT
Sudah kita
ketahui, Allah SWT adalah Esa/Tunggal. Seperti dalam Q.S Al-Ikhlas: 1-4
Artinya:“Katakanlah: Dia-Lah Allah Yang Maha Esa.
Hanya Allah-lah tempat bergantung. Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakan. Tidak ada satupun yang menyamai-Nya.”
Dalam surat
tersebut telah jelas dijelaskan bahwa Allah-lah tempat bergantung, bergantung
diatas ialah ketika umat muslim menyembah dan meminta hanya kepada Allah.
Seperti Q.S Al-Fatihah: 5
Allah maha
pengasih lagi Maha penyayang. Ia menyuruh manusia agar berbuat kebajikan,agar
kehidupannya bahagia di dunia dan akhirat. Untuk dapat berbuat kebajikan
manusia perlu tuntunn bimbingan dari allah swt. Allah maha adil lagi
bijaksana,Allah menjanjikan kepada manusia yang ikhlas menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya akan mendapat imbalan berupa Surga. Begitu pula
sebaliknya barang siapa berbuat dosa balasannya adalah neraka.
Di antara
sifat-sifat Allah yang banya disebut dalam Al-Qur’an adalah “Rabb”: Maha
Memiliki, Mendidik, dan Memelihara. “Rahmaan” dan “Rahiim”: Maha Pemurah dan
Maha Penyayang,. “Ghafuur”: Maha Pengampun. “Malik”: Maha Menguasai, Maha
Memiliki.
2. Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT
Yang Wajib
diketahui oleh umat Islam ada 10.
1)
Jibril. Tugasnya menyampaikan wahyu
2)
Mikail. Tugasnya memberikan rizki
3)
Israfil. Tugasnya meniup sangkakala
4)
Izrail. Tugasnya mencabut nyawa
5)
Munkar. Tugasnya menanyakan dalam kubur
6)
Nakir. Tugasnya menanyakan dalam kubur
7)
Raqib. Tugasnya mencatat amal kebaikan
8)
Atid. Tugasnya mencatat amal keburukan
9)
Malik. Tuganya penjaga pintu neraka
10)
Ridwan. Tugasnya penjaga pintu surga
Beriman kepada
Malaikat, didasarkan pada:
·
Q.S Al-Baqarah: 177
Artinya “Bukanlah
menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman
kepada Allah, hari kiamat, Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab,
Nabi-Nabi....................”.
·
Q.S Al-Baqarah: 285
Artinya: “Rasul
telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya demikian
pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah,
Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya, Rasul-RasulNya......................”.
Malaikat adalah
makhluk halus yang tidak nampak dan mempunyai fungsi-fungsi yang tertentu.
Sebagai konsekuensi beriman kepada Allah, maka umat Islam harus beriman kepada
Malaikat. Malaikat, menurut Hadits yang diwayatkan oleh Aisyah R.A, diciptakan
dari nur (cahaya), sedangkan jin diciptakan dari nar (api).
Adapun Fungsi Malaikat adalah:
a)
Sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu Allah kepada Rasul-RasulNya.
b)
Sebagai perantara untuk memperkuat Para Nabi dan kaum
Muslimin.
c)
Untuk mendatangkan azab pada umat yang dzalim serta
mengingkari zat-zat Allah.
d)
Menolong dengan memintakan ampun bagi mereka yang ada
dibumi.
e)
Membantu meningkatkan kehidupan rohaniah manusia didunia
maupun diakhirat, dengan selalu memberi ilham pada manusia untuk berbuat yang
baik.
f)
Untuk mencatat semua perbuatan-perbuatan manusia.
Sifat Malaikat :
1)
Diciptakan dari nur (cahaya)
2)
Taat dan berbakti kepada Allah
3)
Dapat menjelma atau berubah bentuknya seperti manusia
atau seperti makhluk lainnya.
4)
Bersujud kepada allah.
5)
Senantiasa mengucapkan tasbih atau mensucikan allah.
6)
Tidak pernah merasa letih untuk menyembah allah.
7)
Tidak sombong.
8)
Memberi salam kepada ahli syurga.
9)
Memohon ampunan untuk orang2 yang beriman.
10)
Malaikat itu tidak berjenis laki-laki atau perempuan.
11)
Tidak memiliki hawa nafsu,tidak membutuhkan makan dan
minum,dan sarana-sarana fisik lainnya.
12)
Tidak mati sebelum datangnya hari kiamat.
Hikmah Beriman
Kepada malaikat :
a)
Iman kepada malaikat adalah salah satu rukun iman. Oleh
sebab itu,kita harus mempercayai adanya malaikat dengan penuh keyakinan.
Beriman kepada malaikat dapat mendatangkah hikmah,antara Lain:
b)
Dapat mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada allah
swt.
c)
Diantara sekian banyak sifat malaikat adalah disiplin dan
ikhlas melaksanakan perintah allah. Sifat yang luhur ini sebaiknya kita jadikan
contoh dalam rangka ibadah kita kepada Allah swt.
d)
Malaikat ada yang bertugas mengawasi dan mencatat semua
perbuatan manusia. Hal ini merupakan Motivasi (pendorong) bagi kita untuk
senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan jahat.
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Iman kepada
kitab Allah berarti tidak hanya percaya kepada Al-Quran, tetapi percaya kepada
kitab yang diturunkan dalam semua masa, serta yang diturunkan kepada tiap-tiap
umat.
Menurut ajaran
Al-Quran tiap-tiap umat, dimanapun ia berada dibumi, kepada umat itu diturunkan
wahyu. Kitab suci yang diturunkan Allah kepada rasul yang wajib kita imani
adalah:
1)
Kitab Taurat,Diturunkan kepada Nabi Musa AS pada
kira-kira abad 12 SM di daerah Israil dan Mesir.
2)
Kitab Zabur,Diturunkan kepada Nabi Daud AS pada kira-kira
abad 10 SM di daerah Israil.
3)
Kitab injil, diturunkan kepada Nabi Isa AS pada permulaan
abad pertama masehi.
4)
Kitab Al-Qur’an,diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,abad
ke-6 masehi di Mekkah,Madinah dan sekitarnya (sekarang negara Arab Saudi).
Perbedaan Al-Quran dan kitab-kitab lainnya:
Kitab
Taurat,Zabur dan Injil berisi tentang Aqidah (tauhid) dan hukum-hukum syari’at.
Sedangkan kitab Al-Qur’an berisi tentang aqidah,hukum-hukum syari’at dan
muamalat. Al-Qur’an adalah kitab suci yang paling lengkap,yang berisi
pokok-pokok keyakinan (aqidah),aturan tata cara peribadatan (syariah),tata cara
dan hukum kemasyarakatan (muamalah).
Sebagaimana Q.S
Al-Faathir: 24
Artinya: ”.......... dan tidak ada suatu umat
melainkan telah ada dahulu diantara mereka orang yang memberikan peringatan.”
Al-Quran membenarkan apa yang termasuk
dalam kitab-kitab suci lain, tetapi juga menguji kemurnian dari kitab-kitab
suci itu. Karena itu Al-Quran memuat kisah-kisah Nabi untuk mengambil pelajaran
juga menunjukkan kejadian yang sebenarnya.
4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Iman kepada
Rasul artinya mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah mengutus
Rasul-RasulNya untuk menuntun dan membimbing umat manusia kejalan hidup yang
benar dan diridhai Allah SWT. Rasul
adalah manusia biasa pilihan Allah SWT yang diberi wahyu untuk dirinya dan umatnya.
Sebagai
manusia, Rasul pun memiliki sifat-sifat yang dimiliki manusia lainnya. Misalnya
makan, minum, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. Allah SWT berfirman
dalam Q.S An-Nahl: 43
Artinya: “Dan
Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali lelaki yang Kami beri wahyu kepada
mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahuinya”
a.
Nama-nama Rasul
Allah SWT
Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, tidak ada seorangpun
yang mengetahui jumlahnya dengan pasti. Hal itu karena sebagian dicantumkan
kisahnya dalam Al-Quran dan sebagian lagi tidak. Sabda Nabi SAW:
Artinya: “(Jumlah
nabi dan rasul) adalah seratus dua puluh ribu orang dan para rasul sebagian
dari mereka berjumlah tiga ratus tiga belas orang.” (H.R Bukhari dan
Muslim)
Tetapi jumlah nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh
umat Islam dan diterangkan dalam Al-Quran ada 25orang, yaitu:
1)
Adam AS.
bergelar Abu
al-Basyar (Bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah swt. ciptakan,
tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun Fayakun” artinya “
Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai 1000 tahun.
2) Idris
AS.
adalah
keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul setelah berusia 82
tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah bernama Babilonia. Beliau
berguru kepada nabi Syits AS.
3) Nuh
AS.
adalah
keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun. Umat beliau
yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan
beliau dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. karena naik bahtera yang sudah
beliau persiapkan atas petunjuk Allah swt.
4) Hud
AS.
adalah seorang
rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati daerah Ahqaf, terletak
diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk
wilayah Saudi Arabia.
5) Shaleh
AS.
Beliau masih
keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud, menempati daerah Hadramaut,
yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam (Syiria). Kaum Tsamud sebenarnya
masih keturunan kaum ‘Ad.
6) Ibrahim
AS.
putra Azar si
pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah yang terletak
antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak. Beliau
berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau dibakarnya dalam api yang sangat
dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, karena diselamatkan Allah
swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), karena anak
cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau banyak diamalkan
oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban, termasuk
khitan.
7) Luth
AS.
Beliau
keponakan nabi Ibrahim, dan beliau banyak belajar agama dari nabi Ibrahim.
Diutus oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, bagian dari wilayah Yordania. Kaum
nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan batu bercampur
api karena kedurhakaannya kepada Allah swt, terutama karena perilaku mereka
yang suka mensodomi kaum laki-laki.
8) Ismail
AS.
adalah putra
nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah yang menjadi
kiblat umat Islam. Beliau adalah seorang anak yang dikurbankan oleh ayahnya
Ibrahim, sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi umat Islam.
9) Nabi
Ishak AS.
putra Nabi
Ibrahim dari isterinya, Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi Ishak adalah saudara
sebapak, berlainan ibu.
10) Ya’qub
AS.
adalah putra
Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang dikenal dalam Al Quran
dengan sebutan al Asbath, diantaranya adalah nabi Yusuf yang kelak akan menjadi
raja dan rasul Allah swt.
11) Yusuf
AS.
putra nabi
Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Quran sebagai seorang yang
mempunyai paras yang tampan, sehingga semua wanita bisa tergila-gila melihat
ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya
dalam Q.S. surah yusuf).
12) Ayyub
AS.
adalah putra
Ish . Ish adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti paman nabi Yusuf AS.
Jadi nabi Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu. Nabi Ayyub digambarkan
dalam Al Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah swt.
dengan penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam
beribadah kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13) Dzulkifli
AS.
putra nabi
Ayyub AS. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus sesudah Ayyub, dan Allah
memberi nama Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya
secara berkelanjutan
14) Syu’aib
AS.
masih
keturunan nabi Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu perkampungan di
daerah Mi’an yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau luth. Mereka
adalah keturunan Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15) Yunus
AS.
adalah
keturunan Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra nabi Ya’qub.
Beliau diutus ke wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah
ditelan ikan hiu selama 3 hari tiga malam didalam perutnya, kemudian
diselamatkan oleh Allah swt.
16) Musa
AS.
adalah masih
keturunan nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil. Beliau diberi kitab
suci Taurat oleh Allah swt.
17) Harun
AS.
adalah saudara
nabi Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan Bani Israil di Mesir.
18) Dawud
AS.
adalah seorang
panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah
swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan melunakkan besi,
suka tirakat, yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya dengan berselang-seling,
sehari puasa, sehari tidak.
19) Sulaiman
AS.
adalah putra
Dawud. Beliau juga terkenal sebagai seorang raja yang kaya raya dan mampu
berkomunikasi dengan binatang (bisa bahasa binatang).
20) Ilyas
AS.
adalah
keturunan Nabi Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di wilayah seputar
sungai Yordan.
21) Ilyasa
AS.
berdakwah
bersama nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak sama, Nabi Ilyas
sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya saling bahu membahu
berdakwah di kalangan Bani Israil.
22) Zakaria
AS.
seorang nabi
yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di Baitul Maqdis,
wanita suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23) Yahya
AS.
adalah putra
Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, karena terlahir dari seorang ibu dan
ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua renta, yang secara lahiriyah tidak
mungkin lagi bisa melahirkan seorang anak.
24) Isa
AS.
adalah seorang
nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Siti Maryam. Ia lahir atas kehendak
Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt. kepada umat Bani
Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap sebagai Yesus
Kristus oleh umat Kristen.
25) Muhammad
SAW.
putra
Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah.
Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu Al Quran yang merupakan kitab
suci terakhir pula.
5. Iman kepada Hari Kiamat
Iman kepada
hari kiamat berarti mempercayai dan meyakini adanya hari dimana seluruh amal
dan perbuatan manusia dipertanggungjawabkan.
Hari Kiamat Menurut Tinjauan Ilmu Pengetahuan
Pemikiran
tentang terjadinya kiamat menurut sains (ilmu pengetahuan) dibahas dalam beberapa teori seperti berikut:
a.
Sir James Jeinz
Astronom ini berpendapat dalam buku Bintang-bintang dalam Perjalanannya bahwa bulan itu akan mendekati
bumi sedikit demi sedikit, hingga kedekatan itu mengancam keselamatan bumi.
Pada saat itu hari pembalasan akan segera tampak dan bulan akan terbelah.
b.
Prof. Achmad
Baiquni Msc. Ph. D
Dalam buku Al-Qur’an; Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
beliau mengemukakan bahwa ada beberapa skenario tentang terjadinya kiamat
menurut sains, yaitu:
1)
Pertama
a)
Menggambarkan habisnya bahan bakar termonuklir,
yaitu hidrogen di dalam matahari.
b)
Menjadikan reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan
menjadi dingin, dan bumi akan membeku.
c)
Bila begitu tidak ada tanaman yang mampu tumbuh dan
kehidupan di bumi akan berakhir. Waktu yang diperlukan matahari untuk
menghabiskan bahan bakarnya sekitar lima milyar tahun.
2)
Kedua
a)
Menggambarkan habisnya hidrogen di bumi.
b)
Semua makhluk hidup akan mati membeku seperti skenario
pertama.
3)
Ketiga
a)
Menggambarkan mengembangnya matahari
b)
Matahari adalah salah satu bintang dalam galaksi kita
yang letaknya paling dekat dengan bumi, yang pada dasarnya merupakan satelit
matahari..
c)
Evolusi matahari akan mengikuti kehidupan bintang-bintang
lainnya, yaitu bila ia telah padam ia akan menyusut terus menjadi kecil sampai
pada suatu saat ketika energi gravitasi berubah menjadi panas dan mengubahnya
menjadi bintang raksasa merah.
d)
Pada kondisi itu sistem tata surya sebagian (termasuk
bumi kita) akan tertelan oleh apinya.
e)
Semua makhluk hidup akan mati tebakar.
Fungsi Iman
Kepada Hari Akhir
1)
Memperkuat keyakinan bahwa Allah Mahakuasa dan Mahaadil.
2)
Kuasa menghancurkan alam semesta dengan segala isinya
(terjadinya kiamat kubra).
3)
Kuasa mengadili makhluk dengan seadil-adilnya,
berdasarkan perbuatan manusia di dunia, pada Yaumul Hisab.
4)
Mendorong untuk berdisiplin menjalankan ibadah, seperti
shalat lima waktu.
5)
Memberi dorongan untuk membiasaka diri dengan sikap dan
perilaku terpuji (akhlakul arimah) dan menjauhkan dari sikap tercela (akhlakul
mazmumah).
6)
Memberi dorongan untuk bersikap optimis dalam hidup.
Tanda-tanda
Hari Kiamat
Diantara tanda-tanda tibanya hari kiamat ialah apabila
para pemegang pemerintahan adalah orang-orang dari golongan rendah, baik
ditinjau dari segi akhlaknya, tingkat keimanannya (agamanya), maupun
pendidikannya, sehingga mereka berbuat zalim, menganiaya, dan memperlakukan
orang lain seperti memperlakukan budak. Juga apabila pengembala kambing sudah
berlomba-lomba membangun gedung-gedung tinggi dan hidup di dalamnya dengan cara
yang sangat mewah.
Ada 2 macam
kiamat yang kita kenal dan kita alami,yaitu :
a)
Kiamat sugra (Kiamat Kecil)
Merupakan kehancuran,kematian atau berakhirnya kehidupan
setiap makhluk yang bernyawa. Firman allah:
“semua yang ada di bumi itu akan binasa,tetapi jawab
tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal” (QS. Ar-Rahma (55):26-27)
b)
Kiamat Qubro (Kiamat Besar)4
Merupakan
peristiwa besar atau hancur binasanya alam semesta beserta isinya
(makhluk) sebagai awal di mulainya kehidupan akhirat. Kiamat pasti terjadi
tetapi tak seorangpun yang tahu kapan kiamat akan terjadi. Termasuk para nabi
dan rasulnya.
Allah berfirman dalam surat al-A’raf 07:187 :
”Mereka
menanyakan kepadamu (muhammad) tentang kiamat,”kapan terjadi?” katakanlah
“sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku; tidak ada
(seorangpun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain dia. (kiamat) itu
sangat berat (huru-hara nya bagi makhluk)yang di langit dan di bumi,tidak akan
datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba” mereka bertanya kepadamu seakan-akan
engkau mengetahuinya. Katakanlah (muhammad) “sesungguhnya pengetahuan tentang
(hari kiamat) ada pada allah,tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.”
Ada beberapa hal yang memiliki kaitan dengan peristiwa
haris akhir kiamat,yaitu:
1)
Yaumul Ba’ats, yaitu hari kebangkitan semua makhluk yang setelah
mengalami kematian.
2)
Yaumul Mahsyar, yaitu dimana semua makhluk akan berkumpul pada suatu
tempat yang luas (terutama manusia).
3)
Yaumul Hisab, yaitu hari perhitungan atas segala amal manusia selama
hidup di dunia.
4)
Mizan, yaitu timbangan amal.
5)
Surga dan neraka
Surga adalah tempat
yang menyenangkan yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwan dan beramal
sholeh.
Neraka adalah tempat
pembalasan paling berat bagi orang-orang yang ingkar,durhaka dan suka melanggar
aturan-aturan allah swt.
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Menurut bahasa
Qadha memiiki beberapa pengertian yaitu: Hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberitahuan,penciptaaan. Menurut
Islam yang dimaksud dengan Qadha adalah ketetapan allah sejak jaman Azali
sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk.
Sedangkan
menurut bahasa Qadhar adalah: Kepastian,peraturan,ukuran. Menurut Islam Qadar
perwujudan atau atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam
kadar dan bentuk sesuai dengan iradah-Nya.
Iman kepada
Qada dan Qadar berarti mempercayai dan meyakini akan ketentuan-ketentuan atau
takdir yang telah Allah berikan kepada masing-masing umat Islam.
Dalam Firman
Allah QS.Al-Ahzab 33:38:
”Tidak ada keberatan apapun pada nabi tentang apa yang
telah di tetapkan Allah baginya (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai
sunnah allah pada nabi-nabi yang telah terdahulu. Dan ketetapan allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku.”
Jelaslah
hubungan antara Qadha dan Qadar dimana mengacu pada
hukum,undang-undang,peraturan dan ketetapan Allah yang berlaku atas semua
makhluk-Nya. Sedangkan Qadar mengacu pada pelaksanaan dari rencana allah atas
hukum,undang-undang dan ketetapannya.
a.
Kewajiban
beriman kepada dan qadar
Dalamsuatu
hadist diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang
laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu
bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab
yang artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya,
kitab-kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada
qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan
benar”. (H.R. Muslim)
Seorang
laki-laki tersebut adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang pada saat itu
untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban
Rasulullah yang selalu dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi tentang rukun
iman. Salah satunya dari rukun iman tersebut adalah iman kepada qadha dan
qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar adalah merupakan
pengakuan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu
yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan adalah atas kehendak Allah.
b.
Hikmah beriman
kepada Qadha dan Qadar
Dengan
beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita
dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Hikmah tersebut antara lain:
1)
Melatih
diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang
yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia
akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus
disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal
tersebut merupakan ujian
Firman
Allah:
Artinya:”dan
apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila
ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”(
QS. An-Nahl ayat 53).
2)
Menjauhkan
diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada
qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan
itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya
hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa
, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT:
Artinya: Hai anak-anakku,
pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya”
Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat
kesombongan.”( HR. Muslim)
3)
Memupuk
sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa
yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan
beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan.
Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis
dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Firaman Allah:
Artinya : Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4)
Menenangkan
jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan
qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu
merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau
berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan
berusaha lagi.
Takdir ada 2
macam,yaitu:
a)
Takdir Mubran adalah Qadha dan Qadar allah yang tidak dapat di elakkan
dan pasti terjadi,dan manusia tidak dapat menghindarinya,seperti contoh: Jenis
kelamin laki-laki/perempuan,hari kiamat,datangnya ajal seseorang,dll
b)
Takdir Muallaq adalah Qadha dan Qadar allah yang di gantungkan pada
ikhtiar seseorang atau usaha-usahanya,menurut kemampuan yang ada pada manusia.
Seperti orang ingin pandai harus belajar,orang ingin kaya harus giat
bekerja,dll
Bagi orang yang
beriman segala kejadian yang menimpa selain disebabkan karena perbuatannya
sendiri juga terjadi karena kehendak allah swt. Menurut Syeh Muhammad saleh Al
Usaimin,mengemukakan bahwa takdir itu mempunyai 4 tingkatan,yaitu :
1)
Al ilmu (pengetahuan)
Seorang harus meyakini bahwa Allah swt mengetahui segala
sesuatu baik secara global maupun terperinci.
2)
Al Kitabah (Catatan)
Allah swt mencatat semua itu di dalam sebagai ketetapan
disisinya.
3)
Al Masyiah (Kehendak)
Kehendak allah itu bersifat umum,tidak ada sesuatu
dilangit maupun dibumi melainkan terjadi dengan iradah atau kehendak allah swt.
4)
Al khalku (Ciptaan)
Tidak sesuatupun dilangit dan dibumi melainkan allah
sebagai pencipta, memiliki, pengatur, dan penguasaannya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan
ini, maka dapat disimpulkan Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap
menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam
istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara bahasa
hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada nsure menerima
dan tunduk. Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh
objek), sedangkan tashdiq adalah fi’il muta’addi (butuh objek)
(Lihat Syarh Arba’in, hal. 34)
Perkataan iman yang berarti
‘membenarkan’ itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah
ayat 62 yang bermaksud: “Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada
Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman.” Iman itu ditujukan
kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist
merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan.
Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam
satu keyakinan, maka orang – orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya,
disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga
disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga
pandangan dan sikap hidup.
Para imam dan ulama telah
mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali
bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan
hati dan perbuatan dengan anggota.” Aisyah r.a. berkata: “Iman kepada Allah itu
mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan
anggota.” Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: “Pengakuan dengan lidah
(lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan
rukun-rukun (anggota-anggota).”
Berbicara tentang iman, tentu
berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak orientasi pembahasan dititik
beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”. Hati merupakan
pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia terdapat
dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya
pincang atau salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak mungkin
terbentuk makhluk yang bernama manusia.
B.
Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap
perilakunya sehari-hari, oleha karena itu penulis menyarankan agar kita
senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita
senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap
malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat demi
meningkatkan amal ibadah kita.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Dwi. 2010. Pendidikan Agama Islam. Surakarta: CV. Mediatama
Majid, Al-Zandaniy, Abdul, dkk. 1991. Al Iman. Jakarta: Pustaka Al Kautsar
Umary, Barmawie, Drs. 1991. Materi Akhlak. Solo: Ramdhani
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1993. Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT.
Ikhtiar Baru Van Hoeve
Fachrudian, HS, H. 1992. Ensiklopedia Al Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta
Bahreisy, Salim. 1985. Riadlus Shalihin (terjemahan). Bandung.
Sabiq, Sayid. 1980. Aqidah Islam. Bandung: Diponegoro.
Untuk mencari daftar pustaka itu di mana mbak?
BalasHapusUntuk mencari daftar pustaka itu di mana mbak?
BalasHapus