MAKALAH
SOSIOLOGI
“DINAMIKA DALAM KELOMPOK SOSIAL”
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Anggota :
Desi Sabania
Salvia Herawati
Siti Mufleha
Mansyur
Nadi Suherman
Kelas XI IIS 2
SMA NEGERI 1 BATUJAYA
TAHUN AJARAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah menciptakan
Alam Semesta ini sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
sehari-hari kita sering menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan Sosial. Oleh
karena itu, dibutuhkan untuk mempelajari dan memahami Dinamika Dalam Kelompok
Sosial.
Dan dengan senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang
sederhana ini.
Dalam membuat Makalah ini kami mendapat banyak kendala akan tetapi dengan
kesabaran dan ketelitian sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Dalam Makalah yang sederhana ini, kami mengharapkan kritikan dan saran-saran
yang sifatnya membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C.
Tujuan Masalah..................................................................................................... 1
D.
Tujuan Masalah..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A.
Memahami
Dinamika Kelompok.......................................................................... 2
B.
Pentingnya
Dinamika Kelompok untuk Pendidikan Rekreasi.............................. 2
C.
Suatu
Pemahaman Dasar Mengenai Kelompok.................................................... 3
D.
Hubungan
Pendidikan Rekreasi dan Kelompok Sosial........................................ 4
E.
Norma................................................................................................................... 6
F.
Kohesi
Kelompok................................................................................................. 7
G.
Komunikasi Kelompok......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 9
A.
Kesimpulan........................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA ………………………...…………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu
dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain,
merupakansuatu konsesus mutlak dan tertanam dalam benak setiap insan manusia.
Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan kerjasama satudengan
yang lain untuk mempermudah mencapai tujuan.
Kumpulan manusia yang memiliki tujuan bersama, harapan bersama,kegiatan
bersama, norma yang disepakati bersama secara umum disebut dengan kelompok.
Kelompok ini beragam jenis dan pembagian klasifikasikasinya, ada yang
berdasarkan fungsinya, bentuknya,
ikatanya dan lain - lain. Kuncinya menurut Cartwright dan Zander bahwasanya
masing-masing manusia di dalam kelompok itu saling bergantung satu dengan yang
lain serta saling mempengaruhi dan berinteraksi. Kelompok adalah sekumpulan
orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang
sama.
Maka, tujuan kelompok hendaknya ditentukan bersama-sama.
Sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuan kelompok adalah arah bagi
berjalannya kelompok dalam melakukan aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan, dan ini menjadi begitu penting dalam membangun
kelompok. Dalam ruang lingkup pendidikan
rekreasi dinamika kelompok menjadi salah satu tujuan dimana melalui dinamika
kelompok ini seseorang dapat memenuhi kebutuhan serta menjalin interaksi yang
akan membantu pembentukan karakter maupun kepribadian.
B.
Rumusan Masalah
Pentingnya
kelompok bagi kehidupan manusia bertumpu pada kenyataan bahwa manusia adalah
makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendirian. Dalam perjuangan
hidupnya, guna memenuhi kebutuhan hidup, kelompok manusia tidak terlepas dari
interaksinya dengan manusia lain disekelilingnya. Sejak dilahirkan ke dunia
sampai meninggal dunia, manusia selalu terlibat dalam interaksi, artinya tidak
terlepas dari kelompok.
Agar pembahasan pada makalah ini
tidak keluar dari konsep, maka dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan dinamika
kelompok ?
2.
Mengapa pengetahuan tentang dinamika
kelompok itu diperlukan dalam pendidikan rekreasi ?
3.
Bagaimana hubungan pendidikan
rekreasi dan kelompok sosial ?
C.
Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
ditentukan, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui dan memahami
pengertian dinamika kelompok.
2.
Untuk mengetahui dan memahami bahwa
dinamika kelompok itu diperlukan dalam pendidikan rekreasi.
3.
Untuk mengetahui dan memahami
hubungan pendidikan rekreasi dengan kelompok sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Memahami Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan sebuah
analisis tentang hubungan kelompok sosial yang berdasarkan pada prinsip bahwa
perilaku dalam kelompok merupakan hasil dari interaksi yang dinamis antara
individu dan situasi sosial. Dengan rumusan ini, maka pembentukan struktur
kelompok, perasaan memiliki, norma-norma sosial, dan internalisasi dari
norma-norma itu merupakan dinamika kelompok.
Dinamika kelompok mewakili teori
bidang studi dalam ilmu psikologi sosial. Dinamika kelompok telah menjadi
subyek yang banyak diterapkan dalam penelitian seperti manajemen bisnis,
administrasi publik, kepemimpinan dalam angkatan bersenjata, dan kelompok
sosial. Untuk itu perlunya memahami dinamika kelompok ini dalam kepemimpinan
rekreasi.
Dinamika kelompok pada esensinya
konsen atau peduli dengan pencapaian suatu pemahaman mengenai hakekat dan
peranan kelompok dalam kehidupan dewasa ini. Keanekaragaman perilaku manusia
mengharuskan kita saling memahami status dan hubungan antara anggota, seberapa
beda tipe kelompok mempengaruhi institusi sosial yang lebih besar, dan akhirnya
seberapa beda tipe-tipe kepemimpinan mempengaruhi proses kelompok.
Melalui studi dinamika kelompok akan
dapat memahami bentuk perilaku di dalam kelompok dan hubungan yang berkembang
di dalam kelompok tersebut. Hakekat interaksi antara anggota kelompok merupakan
bagian studi dan kegunaan praktis dari dinamika kelompok. Untuk sekedar
memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai dinamika kelompok, maka akan
diceritakan mengenai interaksi manusia di dalam kelompok dan interaksi antar
kelompok sebagai berikut:
1.
apabila individu manusia yang tidak
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dikumpulkan disuatu tempat,
maka mereka akan melakukan interaksi. Proses interaksi itu cenderung untuk
menghasilkan norma- norma yang seragam dan yang menjadi dasarnya sikap-sikap
anggota kelompok. Interaksi semacam ini dapat dikategorikan sikap positif.
2.
Apabila dua kelompok yang telah
membuat struktur masing-masing mengadakan saingan, maka akan terbentuk sikap
negatif terhadap kelompok lainnya. Lambat laun akan terjadi saling hambat yang
seterusnya menimbulkan ‘’stereotip’’ artinya prasangka yang kurang berdasar.
Dari kedua kasus diatas dapat
disimpulkan bahwa interaksi yang terjadi dalam kelompok akan membentuk sikap
positif atau sikap negatif. Untuk mengurangi munculnya sikap negatif diperlukan
sikap saling memahami antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.
B. Pentingnya
Dinamika Kelompok untuk Pendidikan Rekreasi
Mengapa pengetahuan tentang dinamika kelompok
itu diperlukan dalam pendidikan rekreasi? Dinamika kelompok sesungguhnya dapat
membantu meningkatkan kesadaran diri dan kepekaan terhadap kebutuhan serta
perilaku orang lain. Akan lebih efektif dalam memberikan bantuan kepada orang
lain melalui hubungan antar kelompok. Ada empat tipe situasi yang dapat
dilakukan melalui kegiatan pendidikan rekreasi yaitu :
1.
Pengikut Kelompok yang Berorientasi
Sosial
Melakukan
kegiatan dengan kelompok yang menekankan pada tujuan sosial. Proses kelompok
menjadi bagian penting untuk masing-masing anggota. Kelompok sosial yang bisa
dibentuk dalam pendidikan rekreasi di SLTP adalah klub PMR (Palang Merah
Remaja), Pramuka, dan Pecinta Alam Remaja.
2.
Pengikut Kelompok yang Berorientasi
Aktivitas
Dalam
situasi rekreasi fokus utamanya adalah ambil bagian dalam aktivitas. Aktivitas
yang dapat dikembangkan di SLTP sangat banyak. Contoh membentuk unit olahraga,
unit kesenian, unit prakarya, dan unit kerohanian. Unit-unit ini yang
memfasilitasi anggotanya untuk terlibat aktif dalam aktivitas yang tersedia dan
kegiatan ini umumnya dilakukan diluar jam pelajaran kurikuler.
3.
Bekerja secara sukarela
Karena
kegiatan rekreasi lebih bersifat sukarela, maka anggota kelompok yang ada dalam
lingkungan itu akan dengan sangat ikhlas untuk sukarela bekerja demi tujuan
kelompok. Contoh, mengumpulkan pakaian bekas yang layak pakai, mengumpulkan
dana untuk korban bencana alam atau pengungsi karena kekerasan di daerah dimana
mereka tinggal, memberi beasiswa kepada teman sekolahnya yang tidak mampu dan
lain-lain.
4.
Berhubungan dengan Tim Profesional
Dalam
melakukan aktivitas rekreasi sebaiknya guru menjalin hubungan dengan tenaga
ahli yang memahami benar kegiatan tersebut. Contoh, apabila sekolah akan
menyelenggarakan kegiatan ‘’fun games’’ maka sekolah harus bekerjasama dengan
jurusan PKR FPOK dalam membuat skenario yang sesuai dengan usia anak SLTP. Demikian pula apabila sekolah akan
menyelenggarakan pendidikan PMR maka
sekolah harus bekerjasama dengan rumah sakit atau Palang Merah Indonesia (PMI).
C.
Suatu Pemahaman Dasar Mengenai Kelompok
Istilah kelompok diartikan sebagai kumpulan
orang yang terdiri dari dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Tujuan tersebut
dapat berupa agama, filsafat, ekonomi, rekreasi, atau intelektual, atau
semuanya. Kelompok merupakan satu unit sosial yang terdiri dari sejumlah
individu yang memilki status dan hubungan peranan dengan unit lainnya. Kelompok
biasanya mempunyai seperangkat nilai atau norma yang membatasi setiap perilaku
anggota kelompok, sekurang-kurangnya ada konsekuensi bagi kelompok.
Kelompok
seharusnya dihargai sebagai unit-unit dari manusia yang mempunyai hubungan yang berguna bagi lainnya
untuk saling berbagi hasrat dan kebutuhannya. Sekolah merupakan tempat dimana
kelompok-kelompok itu berkumpul. Untuk memaksimalkan kegiatan di sekolah,
rekreasi dapat menjembataninya.
D. Hubungan
Pendidikan Rekreasi dan Kelompok Sosial
Kegiatan pendidikan rekreasi dan
kegiatan kelompok sosial mempunyai titik kesamaan. Keduanya sangat peduli
dengan penggunaan rekreasi sebagai media untuk memenuhi kebutuhan manusia atau
peserta didik. Pada umumnya kegiatan rekreasi di sekolah sering kali melibatkan
banyak orang. Untuk itu kegiatannya perlu direncanakan, diorganisasi,
diarahkan, dan dikontrol.
1.
Perencanaan
Pada
tahap perencanaan, guru menentukan tujuan yang ingin dicapai dari sebuah
kegiatan dan membuat skenario kegiatan agar kegitan itu terarahkan. Contoh,
pada awal tahun ajaran baru para siswa yang masuk ke SLTP anda umumnya tidak
saling mengenal satu sama lain. Disini guru menetapkan tujuan agar para peserta
didik dapat berhubungan dan mengenal dengan akrab antara peserta didik guna
mempersiapkan suasana belajar. Skenario dibuat dengan urutan perkenalan dan
permainan karakter.
2.
Pengorganisasian
Pada tahapan ini,guru mengorganisir
dua hal yaitu :
a.
Pada pertemuan pertama guru
mengenalkan peserta didik kepada lingkungannya yang terdiri dari tempat, teman
baru, dan suasana baru.
b.
Pemberian informasi tentang
pelaksanaan pembelajaran di SLTP yang meliputi tujuan, manfaat, mekanisme, dan
materi pelajaran.
3.
Pengarahan
Pada
tahapan ini, peserta didik diminta untuk membentuk lingkaran. Guru meminta agar
peserta didik masing- masing merenung
sejenak. Kemudian peserta didik diminta untuk mencantumkan namanya pada
pojok kanan atas kertas yang sudah disediakan. Pada kertas tersebut
masing-masing peserta didik menggambarkan suasana hatinya. Gambar yang
dibuatnya harus sesuai dengan keadaan yang dirasakan saat sekarang.
Selanjutnya guru mengumpulkan kertas
yang sudah digambar tersebut. Peserta didik diminta untuk beralih tempat duduk.
Guru secara random (acak) membagikan kertas kembali yang telah digambar oleh
peserta didik. Diharuskan kepada semua peserta didik untuk mendapatkan gambar
yang dipunyai temannya. Tidak boleh memiliki hasil gambar sendiri.
Tahap berikutnya adalah peserta
didik diminta untuk mencari pemilik gambar yang ada padanya. Setelah diperoleh,
tanyakan nama, alamat, dan kesukaannya. Bagaimana suasana hatinya saat ini
sesuai dengan gambar yang dibuatnya. Selesai berkenalan peserta didik diminta
kembali ke tempat duduknya masing-masing. Guru memanggil salah seorang peserta
didik untuk memulai mengenalkan teman barunya kepada semua peserta. Sambil
bergiliran semua peserta harus mengenalkan teman barunya itu kepada semua
peserta. Selesai kegiatan semua peserta sudah dapat saling mengenai satu dengan
lainnya.
4.
Kontrol
Selama
kegiatan perkenalan ini berlangsung, guru mengontrol semua peserta didik jangan
sampai ada yang tidak terlibat dalam kegiatan ini. Kalaupun ada yang malu
tampil, guru dapat mendorongnya secara bijaksana agar rasa percaya dirinya
bangkit. Selesai kegiatan ini, guru
harus mengevaluasi apakah tujuan yang direncanakan semula sudah dapat dicapai
atau belum. Apabila masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya, maka perlu
dijadikan catatan untuk kegiatan yang akan datang.
Dari
contoh kegiatan dalam dinamika kelompok melalui pendidikan rekreai ini, peserta
didik akan merasa rileks dan tidak tegang menghadapi teman-teman barunya.
Karena kegiatan ini dimulainya dari kelompok kecil yaitu dua orang, maka
peserta didik akan lebih berani untuk mengungkapkan identitas dirinya kepada
kelompoknya. Dengan kegiatan rekreasi dalam lingkup dinamika kelompok
diharapkan peserta didik akan dapat memusatkan perhatiannya kepada proses
belajar dan juga dapat bekerjasama dengan peserta didik lainnya.
E.
Norma
Norma
merupakan standar perilaku yang dapat diterima yang digunakan bersama oleh para
anggota kelompok. Norma memberitahukan kepada anggota apa yang seharusnya dan
apa yang tidak seharusnya dilakukan. Norma sebagai elemen dasar dalam struktur
kelompok sebagai arahan dan motivasi,, pengatur interaksi sosial, serta membuat
tanggapan orang lain tersebut dapat diprediksi dan bermakna. Johnson dan
Johnson (2000) menyatakan bahwa norma sebagai keyakinan umum dalam kelompok
mengenai perilaku, sikap serta persepsi yang sesuai. Adapun 2 bentuk norma
yaitu norma deskriptif dan norma perspektif dimana yang artinya sebagai
berikut:
·
Norma
deskriptif merupakan apa yang sering
dilakukan, dirasakan, serta dipikirkan oleh orang ketika sedang berada dalam
suatu situasi tertentu. Contoh: ketika di jalan tol ada himbauan bagi kendaraan yang berjalan
lambat untuk berjalan di bahu kiri dan bagi kendaraan yang ingin mendahului dan
melaju cepat untuk berjalan di lajur kanan.
·
Sedangkan norma perspektif yang
lebih evaluatif, menjelaskan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh
individu pada situasi tertentu, dan jika ada yang melanggar akan dinilai
negatif. Contoh: perintah
membayar pajak untuk para wajib pajak, bagi yang tidak mematuhi akan dikenai
sanksi.
F.
Kohesi Kelompok
Kohesi sendiri didefinisikan sebagai bagaimana para anggota
kelompok saling menyukai dan mencintai satu dengan lainnya, dimana faktor
pengikat arti kohesi adalah daya tarik kelompok, moral/tingkat motivasi dari
masing-masing anggota dan koordinasi pada usaha-usaha anggota kelompok.
Beberapa pengertian kohesi kelompok:
1. Kohesi Kelompok
Collins dan Raven (1964) mendefinisikan kohesivitas kelompok
sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal didalam
kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.
G.
Komunikasi
Kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat
untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan
Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika
tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang
pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama
lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi
kelompok sebagai berikut:
1.
Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2.
Kelompok memiliki sedikit
partisipan;
3.
Kelompok bekerja di bawah arahan
seseorang pemimpin;
4.
Kelompok membagi tujuan atau sasaran
bersama;
5.
Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
Pengaruh
Kelompok pada Perilaku Komunikasi
1. Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku
atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang
real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau
melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan
melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua
kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta
persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka.
Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan
anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
2. Fasilitasi
sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile,
artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena
ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih
mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan
efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai
situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang
meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon
dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah
yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang
salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang
dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat
kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
3. Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah
posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap
agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi
mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok
agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua
tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral
anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut
prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation).
Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya
kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak
informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat
memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor
keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1. Faktor situasional karakteristik kelompok:
a. Ukuran
kelompok.
Hubungan antara ukuran kelompok dengan
prestasi krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh
kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan
interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan
yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota
kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk,
keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif, jumlah anggota
berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin
besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan
tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan
pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai
berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.
b. Jaringan
komunikasi.
Terdapat beberapa tipe jaringan
komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan
bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk
kelompok tercepat dan terorganisir.
c. Kohesi
kelompok.
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai
kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok,
dan mencegahnya meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin
Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai
berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain;
ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana anggota
tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.
Kohesi kelompok erat hubungannya dengan
kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan
anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan
terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih
sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat
dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif
kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin
tidak toleran pada anggota yang devian.
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang
secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan
adalah faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.
Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit
(1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis;
dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan
kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan demokratis
menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk
membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire
memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual
dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dinamika
kelompok merupakan sebuah analisis tentang hubungan kelompok sosial yang
berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku dalam kelompok merupakan hasil dari
interaksi yang dinamis antara individu dan situasi sosial. Dinamika kelompok dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan
kepekaan terhadap kebutuhan maupun perilaku orang lain. Kegiatan pendidikan
rekreasi dan kelompok sosial mempunyai titik kesamaan yaitu sangat peduli
dengan penggunaan rekreasi sebagai media untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik.
B.
Saran
Penulis
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai
dinamika kelompok, karena kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup
sendiri tanpa bantuan maupun kerjasama dengan orang lain. Apalagi apabila kita
sudah berbaur didalam kehidupan bermasyarakat, tentu kita akan berinteraksi
dengan oranglain dan menginginkan suatu hubungan timbal balik yang baik didalam
kelompok masyarakat. Karena didalam kehidupan bermasyarakat kita akan dituntut
pada proses interaksi yang luas.
DAFTAR
PUSTAKA
Murni,
Muhammad dan M. Saputra, Yudha., 1999/2000, PENDIDIKAN REKREASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar