MAKALAH CARA BERPIKIR KRONOLOGIS DAN SINKRONIS DALAM MEMPELAJARI SEJARAH
Disusub oleh
:
Kelompok 2
Dhea
Fitriyani
Anita
Delviyana
Ririn
Rohmat
Dara
SMA NEGERI 1
BATUJAYA
TAHUN AJARAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah hasil riset study pustaka ini dapat
terselesaikan.
Laporan pengamatan ini kami susun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada
kami dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai Pembagian Zaman Praaksara
khususnya berdasarkan Ilmu Geologi dan Arkeologi.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Ummi Baiq Zurriyatun Sholihah
selaku guru bidang studi sejarah yang telah memberikan bimbingan dan saran yang
berharga dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik
Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih
mengalami kekurangan baik dari segi isi maupun penyusunannya. Maka dari itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan
kami selanjutnya.
Demikian laporan singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiiiinnnn. .
. .
Karawang, Agustus 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa Praaksara
adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan atau disebut masa prasejarah
atau nirleka yang artinya tidak adanya tulisan. Masa praaksara
berlangsung dari adanya manusia sampai manusia mengenal tulisan. Lalu, jika
tidak ada tulisan, bagaimana kita mengetahui adanya masa praaksara? Nah,
begini. Kita mengetahui masa praaksara dari sumber-sumbernya yang bukan berupa
tulisan yaitu : fosil, artefak, dan alat-alat yang digunakan pada masa
praaksara.
Salah
satu cirri kehidupan masyarakat Indonesia pada masa awal adalah adanya cara
hidup berkelompok. Meskipun masih sangat sederhana, manusia purba telah
mengerti akan pentingnya kerja sama dalam kehidupan mereka.
Generasi penerus sekarang ini sudah banyak yang tidak
mengenal sejarah-sejarah tentang zaman praaksara atau kehidupan awal masyarakat
Indonesia. Padahal hal tersebut sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Tanpa
kita mengenal sejarah kita akan kacau karena sejarah merupakan sumber ilmu
kebudayaan yang sangat berguna. Oleh karena itu, penulis bertujuan membuat
makalah ini untuk menjelaskan kehidupan awal maysarakat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1)
Bagaimana proses muncul dan
berkembangnya kehidupan awal manusia di Indonesia?
2)
Apa saja jenis-jenis manusia purba ?
3)
Bagaimana cirri-ciri manusia purba
di Indonesia ?
4)
Apa saja nilai-nilai budaya pada
masa prasejarah di Indonesia?
\
C. Tujuan
Dalam
menyelesaikan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah:
1)
Dapat menjelaskan proses muncul dan
berkembangnya kehidupan awal manusia di Indonesia
2)
Untuk mengetahui jenis-jenis manusia
purba di Indonesia.
3)
Untuk mengetahui cirri-ciri manusia
purba di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah
dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengalaman masa lampau yang disusun
secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan
kebenaran mengenai masa lampau. Dan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan
maka harus dibuktikan secara keilmuan menggunakan metode-metode dan berbagai
standard ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, dan kebenaran tersebut
dapat dibuktikan dengan dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya
sebagai suatu fakta sejarah.
Sejarah dianggap sebagai suatu ilmu
karena sejarah sendiri mempunyai syarat-syarat ilmu, antara lain:
1.
Adanya objek kajian sejarah ialah
kejadian-kejadian di masa lalu yang merupakan sebab akibat;
2.
Adanya metode sejarah yang
menghubungkan bukti-bukti sejarah;
3.
Kisah sejarah tersusun secara
sistematis dan kronologis;
4.
Kebenaran fakta diperoleh dari
penelitian sumber yang disusun secara rasional dan kritik (penilaian) yang
sistematis;
5.
Fakta bersifat subjektif karena tiap
orang melihat masa lampau dengan cara yang berbeda.
Pengertian diakronis dan sinkronis menurut
sejarah
Pengertian diakronis dan sinkronis
Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu
diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya
melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya
meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Cara berfikir kronologis diakronis
dalam mempelajari sejarah
Kronologi
Kronologi adalah catatan
kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi
dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang
terkait peristiwanya.
Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu
sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan
proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B.
Sejarah berupaya melihat segala
sesuatu dari sudut rentang waktu. Pendekatan diakronis adalah salah satu yang menganalisis
evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang
memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu
terjadi sepanjang
masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk
menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan
sejarawan untuk mendalilkan MENGAPA keadaan tertentu lahir dari keadaan
sebelumnya atau MENGAPA keadaan tertentu berkembang / berkelanjutan.
Contoh:
Perkembangan Sarekat Islam di Solo,
1911-1920
Terjadinya Perang Diponegaro,
1925-1930;
Revolusi Fisik di Indonesia,
1945-1949;
Gerakan Zionisme 1897-1948 dan
sebagainya.
Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah
Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya
ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak
berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang
berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Contoh: satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan
keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu
tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu
yang panjang.
Istilah memanjang dalam waktu itu
meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu.
Ada juga yang menyebutkan ilmu
sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas dalam ruang
tetapi dalam waktu yang terbatas.
Sedangkan contoh penulisan sejarah
dengan topik - topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronis
lainnya misalnya adalah:
-
Tarekat Naqsyabandiyah
-
Qodiriyah di pesantren -
pesantren Jawa´;
-
Kota - kota metropolitan : Jakarta ,
Surabaya dan Medan´; (metode survey dan interview hanya
memungkinkan topik yang
kontemporer dengan jangka waktu yang pendek, tetapi bisa jadi ruangnya yang
sangat luas.
Kedua
ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial
). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis
dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan
ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis
bercampur dengan sinkronis
Contoh:
-
Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis seorang
ahli ilmu politik )
-
Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
Mendeskripsikan konsep ruang dan
waktu
Konsep Ruang
Ø
Ruang adalah konsep yang paling
melekat dengan waktu.
·
Ruang merupakan tempat terjadinya
berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
·
Penelaahan suatu peristiwa
berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu
terjadinya peristiwa tersebut.
·
Jika waktu menitik beratkan pada
aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek
tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Konsep waktu
·
Masa lampau itu sendiri merupakan
sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu
masa yang final, terhenti, dan tertutup.
·
Masa lampau itu bersifat terbuka dan
berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa
lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu
berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi
kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik di masa mendatang.
·
Sejarah dapat digunakan sebagai
modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan
datang
Keterkaitan konsep ruang dan waktu
dalam sejarah
- Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
- Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian
- Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup ( beraktivitas )
1. Berfikir Sinkronis dalam mempelajari sejarah
Kata
sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan
khronos yang berarti waktu, masa.
Berpikir
sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau
bersifat horisontal. Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan
peristiwa yang terjadi di suatu masa/ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Sinkronis
artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
pengertian sejarah secara sinkronik
artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau
kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Kajian sinkronis sejarah mengandung
kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis tidak. Kajian sinkronis
justru lebih serius dan sulit.
Berdasarkan
uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian berpikir sinkronik
dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu
peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.
Ciri Ciri sinkronik yakni sebagai berikut :
1.
Mengkaji pada masa tertentu
2.
Menitik beratkan pengkajian
pada strukturnya(karakternya)
3.
Bersifat horizontal
4.
Tidak ada konsep perbandingan
5.
Cakupan kajian lebih sempit
6.
Memiliki sistematis yang tinggi
7.
Bersifat lebih serius dan sulit
2. Berfikir Diakronik dalam mempelajari Sejarah
Sejarah itu diakronis artinya memanjang dalam
waktu tetapi terbatas dalam ruang, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis
maksudnya melebar dalam ruang.
Sejarah mementingkan proses, sejarah
akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B.
Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut
rentang waktu.
Pendekatan
diakronis adalah salah satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari
waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa
sesuatu perubahan itu terjadi sepanjang masa.
Diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia
artinya melintasi atau melewati dan khronos yang berarti
perjalanan waktu.
Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu
peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak
berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti
gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.
Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.
Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita.
Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki
perkembangan sejarah Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di Kutai
sampai kini.
Adapun ciri
diakronik yaitu:
1.
Mengkaji dengan
berlalunya masa;
2.
Menitik beratkan
pengkajian pristiwa pada sejarahnya
3.
Bersifat historis
atau komparatif;
4.
Bersifat vertikal;
5.
Terdapat konsep
perbandingan;
6.
Cakupan kajian
lebih luas;
A.
Cara
Berpikir Diakronik Dalam Mempelajari Sejarah
Diakronik
berasal dari kata diachronich;
(dia, terdiri dari dua kata, yaitu dia dalam bahasa latin
artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu. Diakronis
artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Berpikir
diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis
adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi
kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat
juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di
tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
Sejarah
itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu
peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan
waktu terjadinya. Dengan pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis
evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang
untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan
menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada
sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan
tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu
berkembang/berkelanjutan.
Perkembangan Sarekat Islam di Solo (1911-1920); Perang Diponegaro (1925-1930); dan Revolusi Fisik di Indonesia (1945-1949) merupakan beberapa contoh penulisan sejarah yang menggunakan pendekatan diakronik.
Perkembangan Sarekat Islam di Solo (1911-1920); Perang Diponegaro (1925-1930); dan Revolusi Fisik di Indonesia (1945-1949) merupakan beberapa contoh penulisan sejarah yang menggunakan pendekatan diakronik.
B.
Cara
Berpikir Sinkronik Dalam Mempelajari Sejarah
Sinkronis
artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik
biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada
struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu
tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha
untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada
kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Istilah
memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu
yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang
meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang
terbatas. Beberapa contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial
yang disusun dengan cara sinkronik lainnya misalnya Tarekat Naqsyabandiyah dan
Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa.
Ilmu
sejarah dan ilmu-ilmu sosial ini saling berhubungan. Kita ingin mencatat bahwa
ada persilangan antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang
sinkronik. Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya,
ilmu sosial menggunakan sejarah ilmu diakronik bercampur dengan sinkronik.
Contoh : Peranan militer dalam politik (1945-1999) yang ditulis seorang ahli
ilmu politik; Elit Agama dan Politik (1945- 2003) yang ditulis ahli sosiologi.
C.
Konsep
Ruang dan Waktu
Sejarah
terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu.
1.
Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa
sejarah. Manusia adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu
peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita
mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan
berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah
yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2.
Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus
ada. Ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek
geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola
pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah
manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik,
ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3.
Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu
dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan
masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya
mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak
sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun
waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya.
D.
Keterkaitan
konsep ruang dan waktu dalam sejarah
Konsep
ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku
sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat
dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri
pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Priodesasi
masa prasejarah berdasarkan ilmu geoligi ini dilakukan untuk mengetahui
terbentuknya bumi dari masa awal sampai seperti saat ini, melalui lapisan-lapisan
bumi. Melalui lapisan-lapisan bumi kita akan mengetahui usia fosil dan
benda-benda purbakala. Semakin dalam dari permukaan tanah
tempat ditemukannya fosil atau benda tersebut maka dpat disimpulkan bahwa usia
benda itu semakin tua dan sebaliknya. Melalui pemeriksaan laboratorium,
akan diketahui berapa kira-kira usia bumi beserta makhluk yang pernah
menghuninya.berikut adalah uraian mngenai tahapan-tahapan terciptanya bumi.
Pembabakan
prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi bertujuan untuk mengetahui usia
manusia purba berdasarkan peninggalan purbakala. Benda-benda tersebut dapat
berupa perkakas rumah tangga, patung, coretan di gua, dan fosil purba. Manusia
purba menggunakan alat-alat untuk memenuhi kebutuhannya seperti mencari dan
mengolah makanan dengan menggunakan perkakas dari batu atau benda-benda alam
lainnya yang keras seperti kayu dan tulang.
Kehidupan masyarakat di Indonesia
terus mengalami perkembangan, yakni dari masa berburu dan mengumpulkan makanan
kemudian berkembang ke masa menetap dan bercocok tanam. Dalam masa menetap dan
bercocok tanam masyarakat kemudian berusaha membuat atau menciptakan berbagai
macam peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka maka lahirlah budaya.
Budaya yang semula merupakan budaya batu mulai dari batu tua,madya, dan muda
lalu berkembag ke budaya batu besar dan budaya besi atau perunggu bersamaan
dengan lahrnya budaya batu besar (megalitikum) maka berkembang pula system
kepercayaan masyarakat seperti animisme dan dinamisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar