MAKALAH
“KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL MENURUT
PARA AHLI”
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Anggota :
Siti Laila Q
Maya Safitri
Siti Sa’adah
Tuti Alawiyah
Siti Aisyah
Kelas XI IPS 3
SMA NEGERI 1 BATUJAYA
TAHUN AJARAN
2015/ 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C.
Tujuan Masalah..................................................................................................... 1
D.
Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A.
Pengertian
Kelompok Sosial................................................................................. 2
B.
Ciri-ciri
Kelompok Sosial...................................................................................... 2
C.
Dasar
Pembentukan Kelompok Sosial.................................................................. 4
D.
Klasifikasi
Kelompok Sosial................................................................................. 4
E.
Klasifikasi
Kelompok Nyata................................................................................. 5
F.
Arti
Penting Hidup Berkelompok......................................................................... 7
G.
Dampak dari Individu yang Tidak Mau Hidup
Berkelompok............................. 7
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 9
A.
Kesimpulan........................................................................................................... 9
B.
Saran..................................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA ………………………...…………………………………………10
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikantugas makalah sosiologi yang berjudul “KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL MENURUT PARA AHLI” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami
selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada
gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.
Akhir
kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin
Batujaya,
20, Agustus 2015
PENYUSUN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial kita pasti melakukan bahkan membutuhkan interaksi sosial
dengan orang lain karena dalam kehidupan ini mustahil kita bisa hidup sendiri
tanpa bantuan dari orang lain. Dalam interaksi yang terjadi dikalangan
masyarakat tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja maka akan membentuk
kelompok sosial mulai dari kelompok sosial yang terkecil yaitu keluarga sampai
dengan kelompok sosial yang sangat kompleks. Kelompok sosial itu terbentuk
karena adanya kesamaan kepentingan, sejumlah tujuan, serta untuk memenuhi peran
sosial yang kita terima sebagai anggota masyarakat. Kelompok memainkan peran
yang sangat penting dalam struktur sosial. Oleh karena itu dalam makalah ini
kelompok kami akan membahas serta mengidentifikasi sedikit mengenai
kelompok sosial yang terjadi di masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kelompok sosial ?
2. Apa saja kategori dan macam-macam dari kelompok sosial ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kelompok sosial.
2. Mengetahui kategori dan macam-macam dari kelompok sosial.
3. Mengetahui dampak yang terjadi jika individu tidak mau hidup
berkelompok.
4. Menjelaskan Contoh kelompok sosial yang kami amati.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok
Sosial menurut para pakar
a.
Menurut
Robert Bierstedt (1948) yang dikutip oleh Kamanto
Sunarto (1993) mengemukakan tiga kriteria untuk menentukan apakah kumpulan
orang dapat dikategorilan sebagai kelompok sosial atau sebaliknya tidak dapat
dikategorikan sebagai kelompok sosial. Tiga kriteria itu adalah sebagai
berikut.
1. Ada atau tidaknya organisasi.
2. Ada atau tidaknya hubungan sosial di antara mereka.
3. Ada atau tidaknya kesadaran jenis.
Tidak semua kelompok sosial memenuhi
tiga syarat di atas. Berdasarkan kriteria tersebut, kelompok sosial terbagi
lagi ke dalam empat jenis kelompok, yaitu asosiasi, kelompok sosial, kelompok
kemasyarakatan, dan kelompok statistik.
1.
Asosiasi
Kelompok yang disebut asosiasi biasanya memiliki aturan dan
mekanisme keanggotaan tertentu yang sudah jelas atau terorganisir, ada hubungan
sosial, dan ada kesadaran jenis. Jadi, memenuhi semua kriteria di atas. Contoh
kelompok sosial yang dapat dikatakan sebagai asosiasi adalah sekolah, OSIS,
PSSI, partai politik, dan sebagainya.
2.
Kelompok
Sosial
Jenis kelompok sosial model ini biasanya tidak memiliki
aturan dan mekanisme keanggotaan secara formal, tetapi mempunyai hubungan
sosial yang relatif tetap dan memiliki kesadaran jenis. Jadi, memenuhi dua
kriteria yang disebutkan di atas. Contoh kelompok sosial ini adalah kelompok
teman bermain, kerabat, dan sebagainya.
3.
Kelompok
Kemasyarakatan
4.
Kelompok kemasyarakatan hanya
memenuhi satu kriteria, yaitu mereka memiliki kesadaran jenis, tetapi tidak
terorganisir dan tidak ada hubungan sosial. Contoh kelompok kemasyarakatan
adalah kelompok berdasarkan jenis kelamin dari suatu hasil sensus penduduk
perempuan. Contoh lainnya adalah kelompok masyarakat miskin, kelompok
masyarakat elite, dan sebagainya.
5.
Kelompok
Statistik
Kelompok statistik adalah kelompok yang tidak memenuhi semua
kriteria yang disebut di atas. Misalnya, pengelompokan penduduk menurut Biro
Pusat Statistik berdasar usia, seperti 0–4 tahun, 5–9 tahun, 75 tahun ke atas,
dan seterusnya.
b.
menurut
Emile Durkheim
tokoh sosiologi yang berasal dari
Perancis sebagai peletak dasar sosiologi modern membagi kelompok sosial atas
dua jenis berdasarkan ikatan sosial yang disebut dengan solidaritas sosial,
yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis.
1. Solidaritas Mekanis
Solidaritas mekanis adalah ciri yang menandai bagi
masyarakat sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada
masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan
karena pada dasarnya setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama atau gotong
royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang
kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung akrab
dan didasarkan pada sistem nilai yang sama. Contoh masyarakat dengan
solidaritas ini adalah masyarakat pedesaan yang masih tradisional. Pada umumnya
masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.
2. Solidaritas Organis
Solidaritas organis adalah bentuk solidaritas yang mengikat
masyarakat kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja secara
rinci. Dengan demikian muncul keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap
anggota masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling
tergantung satu sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan
hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian
kesadaran bersama di antara mereka lemah. Misalnya kehidupan pada masyarakat
kota. Ada banyak jenis pekerjaan pada masyarakat kota, seperti karyawan swasta,
pengusaha, buruh, guru, pegawai negeri, dan lain-lain, di mana mereka saling
membutuhkan atau berhubungan yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan
masing-masing, bukan atas ikatan moral (kebersamaan). Keadaan demikian dapat
disamakan dengan bagian-bagian suatu organism yang merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahpisahkan, karena apabila salah satu bagian rusak maka
organisme tersebut akan macet.
c.
Menurut Ferdinand
Tonnies
Tokoh lain yang membagi jenis
kelompok sosial adalah Ferdinand Tonnies, seorang sosiolog dari Jerman. Ia
membagi kelompok sosial ke dalam dua jenis kelompok, yaitu gemeinschaft dan
gesellschaft.
1.
Gemeinschaft
(Paguyuban)
Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama
yang intim dan pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak
lahir. Ikatan pernikahan dan keluarga digambarkan sebagai gemeinschaft of
life. Contohnya kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya. Gemeinschaft
dibagi atas tiga tipe, yaitu gemeinscharft by blood, gemeinschaft of
place, dan gemeinschaft of mind.
1) Gemeinschaft by blood adalah
paguyuban yang mengacu pada kekerabatan, atau di dasarkan pada ikatan darah
atau keturunan. Misalnya keluarga.
2) Gemeinschaft of place adalah
paguyuban yang mengacu pada kedekatan tempat, sehingga dapat saling bekerja
sama dan tolong-menolong. Misalnya rukun tetangga atau rukun warga.
3) Gemeinschaft of mind adalah
paguyuban yang mengacu pada hubungan persahabatan karena persamaan minat, hobi,
profesi, atau keyakinan. Misalnya kelompok agama.
2.
Gesellschaft
(Patembayan)
Gesellschaft adalah
ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat
sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya bersifat mekanis.
Bentuk gesellschaft ini umumnya terdapat di dalam hubungan perjanjian
yang didasarkan pada ikatan timbale balik, seperti ikatan antara pedagang
dengan pembeli.
B. Ciri-ciri Kelompok Sosial
1.
Merupakan satuan yang nyata dan
dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
2.
Memiliki struktur sosial, yang
setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
3.
Memiliki norma-norma yang mengatur
di antara hubungan para anggotanya.
4.
Memiliki kepentingan bersama
5.
Adanya interaksi dan komunikasi
diantara para anggotanya.
C. Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
1.
Faktor kepentingan yang sama (Common
Interest)
2.
Faktor darah / keturunan yang sama
(common in cestry)
3.
Faktor geografis
4.
Factor daerah asal yang sama
D. Klasifikasi Kelompok Sosial
1.
Klasifikasi menurut cara
terbentuknya
a.
Kelompok
semu, yaitu: kelompok yang terbentuk
secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
1)
Tidak direncanakan
2)
Tidak terorganisir
3)
Tidak ada interaksi secara terus
menerus
4)
Tidak ada kesadaran berkelompok
5)
Kehadirannya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi :
-
Crowd (kerumunan)
-
Publik
-
Massa
6.
Crowd, dibagi menjadi :
1)
Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan
khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
2)
Planned expressive group
Adalah: Kerumunan yang tidak begitu
mementingkan pusat perhatian tetapi
mempunyai
persamaan tujuan
3)
Inconvenient Causal Crowds
Adalah: Kerukunan yang sifatnya
terlalu sementara tetapi ingin menggunakan
fasilitas- fasilitas yang sama, contoh : orang
antri tiket kereta api
4)
Panic Causal Crowds
Contoh: Kerukunan orang-orang panic
akan menyelamatkan diri dari bahaya.
5)
Spectator Causal Crowds
Contoh: Kerukunan penonton atau
orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
6)
Ecting Low less Crowds
Adalah: Kerukunan emosional, contoh
: orang demo
7)
Immoral low less crowds
Adalah: orang-orang tak bermoral,
contoh : minum-minuman
7.
Publik,
adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama
dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu
tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh
alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras suara.
8.
Massa
merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama
dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
b.
Kelompok
Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus
sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang
sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
1)
Kelompok Statistical Group
Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan
sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.
o
Ciri-ciri kelompok statistik :
a)
Tidak direncanakan, tetapi bukan
berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya
b)
Tidak ada interaksi terus menerus
c)
Tidak ada kesadaran berkelompok
d)
Kehadirannya konstan
e)
Tidak terorganisir
2)
Societal Group / Kelompok
Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis,
seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada
kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
3)
Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok
sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena
adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau
kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi
dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman
sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
4)
Kelompok asosiasi / associational
group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan
memiliki struktur formal (kepengurusan).
o
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1.
Direncanakan
2.
Terorganisir
3.
ada interaksi terus menerus
4.
ada kesadaran kelompok
5.
kehadirannya konstan
E. Klasifikasi Kelompok Nyata
1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota
a.
Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki
ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal
9.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3
bagian :
-
Gemeinschaff by blood: Paguyuban
karena adanya ikatan darah
Contoh : kerabat, klien
-
Gemeinschaft of place: Paguyuban karena
tempat tinggal berdekatan.
Contoh : RT, RW, Pedukuhan, Pedesaan
-
Gameinschaft of mind: Paguyuban
karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)
b.
Gesselschaft / patembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang
pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran
belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
2. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota
a.
Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya
saling kenal mengenal dan bersifat informal.
Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman
sepermainan
b.
Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal,
impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI
3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan
a.
Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan
tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b.
Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan
yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contoh : anggota OSIS
4. Klasifikasi menurut pendapat K. Merthon
a.
Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik
menjadi anggota kelompok tersebut.
Contoh : Anggota OSIS
b.
Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang
(bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan
kelompok acuan tersebut.Contoh : Anggota ABRI
5. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a.
In Group
Merupakan kelompok sosial tempat individu
mengidentifikasikan diri.
b.
Out Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in group
F. Arti Penting Hidup Berkelompok
Kita
sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah
satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok
sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah
menyelesaikan suatu urusan atau tugas atau tujuan dengan cara bekerja sama.
Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan menjadi lebih mudah jika
dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok ,
masing-masing anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing,
sehinga terjadilah pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil
dari pekerjaan tersebut menjadi maksimal. Dari uraian tersebut dapat kita
simpulkan bahwa pentingnya hidup berkelompok untuk mempermudah memenuhi
kabutuhan hidup.
G. Dampak dari Individu yang Tidak Mau Hidup Berkelompok
Jika
individu tersebut tidak mau hidup berkelompok , maka bagaikan katak dalam
tempurung yang artinya individu tersebut tidak dapat berkembang. Ia tidak akan
memiliki relasi yang luas dan banyak sehingga akan mempersulit gerak. Serta
mendapatkan pengucilan dari kelompok sosial yang berada di sekitar individu
tersebut dan akan merasa terasingkan oleh lingkunganya. Selain itu individu
tersebut tidak akan bisa memenuhi atau menyelesaikan tugas/tujuanya dengan
maksimal karena kembali lagi ke fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang tidak
bisa memenuhi segala kehidupannya sendiri. Dan manusia juga mempunyai
keterbatasan dalam kemempuan yang ia miliki sehingga manusia perlu bantuan
orang lain untuk menyelasaikan tugas yang bukan keahliannya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut bahasa kelompok sosial berasal dari bahasa Inggris, yaitu "
Sosial " yang berarti sosial/kemasyarakatan dan " group "
yang berarti kelompok/golongan. Sedangkan menurut istilah kelompok sosial yaitu
sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai, serta harapan yang sama,
yang secara sengaja dan teratur saling berinteraksi dan mempunyai kesadaran
diri sebagai anggota kelompok yang diakui oleh pihak luar.
Jadi, Kelompok sosial itu bisa terbentuk apabila mereka memiliki kesamaan
kepentingan, tujuan, serta untuk memenuhi peran sosial, karena kelompok
sosialyang ada dalam masyarakat memainkan peran yang sangat penting dalam
struktur sosial.
B.
Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik serta saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
- Saptono, Bambang S. 2006 SOSIOLOGI JILID 2 SMA KELAS XI, Jakarta: PT. Phibeta aneka Gama
- Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar